Kamis, 18 September 2014 adalah hari yang sangat istimewa bagi As syifa Boarding School, karena di hari ini Dra. Safitri Mursid, M.Si (Trainer & Konselor Parenting Yayasan Kita dan Buah Hati Jakarta) berkenan hadir memberikan ilmunya dalam Parenting Skill Workshop, dengan tema “Tantangan Mendidik di Era Digital”.
Sebagaimana diketahui modernisasi sekarang ini membawa dampak positif sekaligus juga dampak negatif yang sangat besar. Dampak positifnya adalah kontribusi aktif pada dunia ilmu pengetahuan, kemajuan peradaban, dsb. Sementara dampak negatifnya juga tak kalah banyaknya, terutama bagi perkembangan anak-anak kita. Yang paling berbahaya mengancam mereka adalah terpaparnya pornografi secara masif, sementara kita tidak sadar bahwa pornografi telah merusak perkembangan mereka.
Beberapa fakta, misalnya :
Di Bandung ada seorang berusia 28 th (sebut saja Deden) , mengumpulkan 128 rb video porno yang dijual dengan kisaran harga 30 rb – 800 rb rupiah. Yang 800 rb rupiah adalah video-video seks dengan anak-anak
Kasus video mesum SMP 4 Jakarta dilakukan atas dasar suka-sama suka. Dilakukan pertama kali 10 hari setelah jadian. Lalu 15 hari setelahnya. 3X dalam 5 hari. Direkam oleh anak OSIS. Diperankan oleh anak berprestasi.
Hasil pencarian di google “sex dengan pacar” dan “cara menggugurkan kandungan”, meningkat terus (double) dari Februari 2013 – Januari 2014.
Kekerasan seksual terjadi di mana saja, oleh siapa saja, dan kapan saja. Bahkan media film (kartun) anak-anak pun menjadi sarana penyebaran paham mereka. Contohnya kartun Naruto.
Naruto itu parah filmnya, komiknya, situsnya, gamesnya. Terselip-selip pornografi di sepanjang adegan. Naruto bukan konsumsi anak-anak !
Ada juga situs internet yang sangat berbahaya, berupa gambar sequence mulai dari seks dengan benda, gambar seks, pegang-pegang payudara, lesbi, seks dengan binatang, seks berkelompok, dll.
Diceritakan pula bahwa sekarang berkembang berbagai macam games yang membahayakan perkembangan anak. Ada game yang isinya tentang aksi perkosaan beramai-ramai, di mana para gamer nya harus menyusun rencana untuk mencari korban seorang perempuan untuk kemudian diperkosa secara beramai-ramai.
Masih banyak lagi contoh-contoh lain tentang tantangan anak-anak kita dalam menghadapi era digital ini. Tidak heran bila ini menimbulkan masalah bagi para orang tua terutama yang masih memiliki anak-anak remaja. Untuk itulah peran sekolah sebagai lembaga pendidikan dan pembentukan karakter murid diharapkan mampu memberikan kontribusi nyata bagi penyelesaian masalah ini.
Guru adalah bagian sangat penting yang tidak dapat dipisahkan dari sekolah dengan tugas utamanya yaitu mengajar dan mendidik. Menurut Haim Ginott, Mengajar bukanlah profesi. Mengajar adalah kegemaran. Aku telah mencapai sebuah kesimpulan yang amat menakutkan, bahwa aku adalah unsur penentu di dalam kelas. Pendekatan pribadilah yang menciptakan iklimnya. Suasana hatikulah yang membuat cuacanya.
Sebagai seorang guru, aku memiliki kekuatan yang amat besar untuk membuat hidup seseorang menderita atau bahagia. Aku bisa menjadi alat penyiksa atau pemberi inspirasi, bisa becanda atau mempermalukan, melukai atau menyembuhkan.
Dalam semua situasi, reaksikulah yang menentukan, apakah sebuah krisis akan memuncak atau mereda, dan apakah seseorang akan diperlakukan sebagai manusia ataukah derajatnya direndahkan.
Inilah betapa penting peran guru bagi perkembangan murid, sehingga diperlukan informasi dan pengetahuan yang lebih terkait tantangan mendidik di era digital seperti sekarang ini. Melalui workshop ini diharapkan guru mendapatkan informasi yang terupdate bagi pembinaan dan pengembangan karakter murid ke arah yang lebih baik lagi.
Acara yang diperuntukkan bagi seluruh Wakasek SMP IT & SMA IT As Syifa, Wali Kelas & Wali Asrama, Guru Bimbingan Konseling, dan Guru PAUD/ TK IT As Syifa ini terselenggara berkat kerjasama antara HRD dan BPP As Syifa Boarding School.
*NIS
Bunda Safitri bersama Bunda Guru As Syifa
0 komentar:
Posting Komentar