Itulah sebuah gambaran tentang proses awal penciptaan manusia, di mana berjuta-juta sel sperma berlomba-lomba dan berebut untuk menjadi yang terbaik dan juara. Mereka berlomba lomba untuk dapat sampai terlebih dahulu dan survive mencapai sel telur. Maka yang sampai pertama kali dan survive itulah yang akan mampu membuahi sel telur dan kemudian berlakulah proses-proses penciptaan manusia.
Sel sperma menempuh perjalanan melalui serviks dan uterus sebelum sampai ke saluran telur. Hanya satu sperma saja yang akan berhasil membuahi sel telur dari sekian juta sperma yang dikeluarkan saat senggama. Setelah terjadi pembuahan maka sperma yang lain akan mati.
Pada perkembangan berikutnya terbentuklah zygote, dan akan mencapai rahim dalam 5 hari setelah pembuahan lalu berimplantasi. Lalu zygote kemudian memperbanyak diri, tumbuh dan berdiferensiasi sampai terbentuk janin.
Janin yang dilahirkan ini merupakan perpaduan / gabungan kromosom ayah dan ibu calon bayi, dan akhirnya terlahirlah sang bayi sebagai makhluk baru. Allah berkendak menciptakan manusia baru dari perpaduan dua manusia sebelumnya melalui pembuahan ini.
Maha benar Alloh dengan Firman Nya : “Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat.” (QS 76 : 2)
“Wahai Manusia ! Jika kamu meragukan (hari) kebangkitan, maka sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu; dan Kami tetapkan dalam rahim menurut kehendak Kami sampai waktu yang sudah ditentukan ……..” (QS 22 : 5).
“Kemudian air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Mahasuci Alloh, pencipta yang paling baik. (QS 23 : 14).
Sebuah proses penciptaan yang sangat menakjubkan, dan banyak hikmah yang dapat diambil dari proses ini, diantaranya adalah bahwa sesungguhnya setiap manusia yang terlahir ke dunia ini, mereka terlahir sebagai makhluk-makhluk pilihan hasil dari sebuah pertarungan seru yang melibatkan berjuta-juta partisipan, dan hanya satu partisipan yang akan hidup dan survive, sementara yang lainnya tumbang. Dalam hal ini sungguh tidak layak bila setelah dilahirkan dan berkembang menjadi manusia, kemudian ia keluar dari fitrahnya, yaitu menjadi pecundang, karena fitrah manusia sesungguhnya dilahirkan hanya sebagai pemenang.
Terkadang, manusia lupa dengan fitrahnya yang satu ini sehingga tidak jarang manusia memandang aneh dirinya sendiri, kepercayaannya terhadap diri sendiri juga hilang, dan menganggap dirinya tidak mampu untuk melakukan sesuatu yang berbeda dari kebiasaannya. Pada dataran yang lebih luas, bisa jadi seseorang akan memvonis dirinya sebagai pribadi yang gagal, tertekan, bahkan kehilangan kepercayaan diri dan akhirnya mengambil jalan pintas untuk mengakhiri hidup. Na’udzubillah.
Itulah pentingnya setiap manusia mengenal dirinya sendiri. Dari sinilah ia akan memahami bahwa sesungguhnya Tuhan telah menciptanya sebagai sebaik-baik makhluk. Dengan cara ini seseorang akan mampu mengoptimalkan potensi yang dimilikinya, sebagai bentuk syukur kepada Sang Pencipta. Bukankah siapa saja yang bersyukur kepada Nya, maka Tuhan akan berikan nikmat yang lebih besar lagi ? Bahkan setiap kali manusia berusaha, sesungguhnya ia telah membuat jalan menuju kesuksesan. Dalam hal ini Sang Pencipta telah memberikan janji yang pasti bagi siapa saja yang terus berusaha untuk menggapai sesuatu, walaupun pada mulanya gagal, tetapi ia terus berusaha bangkit dan melawan kegagalan itu, maka Ia pun akan memberikan jalan kesuksesan itu padanya. Sesungguhnya setiap langkah yang ditempuh adalah tangga menuju puncak kesuksesan.
Maka, pantaskah manusia berputus asa dan gagal ?
0 komentar:
Posting Komentar