Home » » MENJAGA KEHORMATAN (AURAT) KITA

MENJAGA KEHORMATAN (AURAT) KITA

Akhir akhir ini kita dihebohkan dengan banyak berita tentang kasus Fedofilia, yaitu kejahatan seksual yang dilakukan kepada anak kecil di bawah umur. Bermula tentang temuan kasus di JIS, sebuah sekolah berstandar internasional. Kemudian temuan berikutnya tentang kasus Emon yang melakukan tindakan fedofilia (sodomi) terhadap 114 anak . Hal ini seakan menjadi hantu gentayangan yang menakuti hampir semua orang tua yang mempunyai anak di bawah umur, sekaligus menjadi warning (peringatan) bahwa predator sex ternyata bisa saja di sekitar kita.

Nah, jauh sebelum hal ini terjadi, Islam telah mengajarkan kepada kita untuk melakukan pencegahan tentang masalah ini. Caranya adalah dengan menjaga aurat kita dengan sebaik-baiknya. Aurat di sini bukan saja yang terlihat secara lahir, tetapi juga yang tersembunyi. Inilah cara yang bisa menjaga kehormatan seseorang, agar tidak menjadi bencana. 

Sejak dini Islam mengajarkan kepada kita agar memperhatikan kehormatan yang kita miliki, misalnya :

Pertama, Islam mengajarkan kepada kita agar mengenali anggota tubuh dan fungsinya sedini mungkin. Pada tahap berikutnya kita juga perlu tahu atau mengajarkan kepada anak-anak dan adek-adek kita tentang organ-organ penting tubuh kita, seperti organ reproduksi, baik laki-laki maupun perempuan. Kita perlu memberitahukan fungsi organ-organ tersebut, serta apa yang perlu kita jaga dari organ-organ itu. Misalnya saja ketika anak-anak kita masih kecil, kemudian buang air kecil, maka saat kita membersihkan organ kelaminnya (vagina maupun penis) kita perlu meminta maaf, karena harus membersihkannya dan diberitahukan kepadanya mengapa kita perlu meminta maaf ? Karena organ-organ itu harus dijaga dengan baik dan tidak boleh diperlihatkan kepada siapapun. Itu adalah aurat. 

Kedua, Islam mengajarkan kepada kita tentang rasa malu. Sedini mungkin kita mengajarkan rasa malu ini kepada anak-anak kita. Jangan sampai kita membiarkan anak-anak kita yang masih kecil itu telanjang dihadapan orang lain, memegang bagian tubuh yang privat di hadapan orang lain, atau bahkan memegang tubuh orang lain yang menarik perhatiannya. Oleh karena itu sebagai orang tua kita juga perlu tahu diri untuk menjaga anak-anak kita dengan membiasakan diri menutup auratnya, serta member mereka pakaian yang sopan dan menutup aurat. 

Ketiga, Islam mengajarkan kesopanan dan social circle (siapa saja yang boleh menerima pelukan). Sejak dini kita perlu mengajarkan sikap dasar berinteraksi melalui pembiasaan, misalnya tidak diperbolehkan memegang orang lain, atau memandang dan memegang bagian tubuh orang lain. Dalam hal ini perlu diberikan Reward and Punishment. Rewards di sini bukan berarti memberikan hadiah yang mahal, tapi cukup juga memberikan senyuman, pelukan atau tepukan di bahu jika anak kita memperlihatkan perilaku yang baik. Sebaliknya Punishment juga bukan dengan memarahi atau meneriakinya, namun dengan mengalihkan tangan anak kita ketika mau memegang orang lain atau pas memegang alat kelamin mereka untuk dipermainkan, sambil orang tua mengatakan “NO/ TIDAK”. Anak juga perlu dibiasakan untuk tidak memeluk atau dipeluk oleh orang lain. Batasi orang-orang yang boleh menyentuhnya, apalagi memeluknya. 

Keempat, Islam mengajarkan kepada kita untuk mengenali sentuhan Oke dan sentuhan yang tidak Oke. Ini merupakan modal anak terhindar dari sasaran tindak pelecehan seksual. Sebagai orang tua sebaiknya tidak membiasakan diri memegang bagian privat anak, seperti alat vital, pantat, serta payudara. Demikian juga anak tidak dibiasakan memegang bagian ini untuk mendapatkan sensasi tertentu. Oleh karena itu orang tua perlu mengajarkan anak menutup aurat, dan memproteksi diri ketika ada orang lain yang berusaha menyentuh bagian privatnya. Dengan modal pengetahuan tentang kesopanan, social circle, dan sentuhan OK/ tidak OK, menjadikan bekal agar anak terhindar dari pelecehan seksual. 

Kelima, Islam mengajarkan agar kita menjaga pergaulan antar lain jenis. Banyaknya tayangan dan tontonan televisi yang tidak mendidik, terkadang menjadi inspirasi bagi anak untuk meniru apa yang mereka tonton. Misalnya saja ada adegan ciuman yang dilakukan oleh anak yang seusia mereka di televisi, apakah di dalam iklan ataupun film kartun. Di sinilah pentingnya orang tua mendampingi anak-anaknya serta memberitahu mana yang baik dan mana yang buruk terutama tentang pergaulan anak seusia mereka dari tayangan televisi yang ada. 

Semoga dari beberapa hal tadi dapat dijadikan inspirasi bagi kita untuk senantiasa menjaga diri dan keluarga kita dari hal-hal negatif yang mungkin timbul di lingkungan sekitar kita. 
Wallohu A’lam.

* Dibawakan dalam acara Bincang-Bincang Malam Elshifa 100.2 FM, pada Rabu 14 Mei 2014 *
______________
Sumber bacaan : Pendidikan Sex Untuk Anak, tulisan Nurul Chomaria, S.Psi, terbitan AQWAM.

0 komentar:

Live Streaming

Radio Suara Muslim